Monday 14 June 2010

Jati Diri Yahudi dan Wasiat Rasulullah

Jati Diri Yahudi dan Wasiat Rasulullah
"Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata : Hai muslim ! Hai hamba Allah ! Ini Yahudi dibelakangku, kemarilah aku, bunuhlah dia ! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohon orang Yahudi." (HR. Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308) Fenomena pertentangan antara ummat Islam dan Yahudi di Palestina semakin meningkat. Berbagai tindakan kekerasan terhadap ummat Islam tak kunjung berakhir, sekalipun bangsa-bangsa di dunia telah mengutuknya. Pengakuan Yahudi atas Yerusalem, ternyata menimbulkan kesalahpahaman ummat Islam dalam menyikapi Yahudi, dengan membandingan Yahudi jaman dahulu dan sekarang. Mereka menyamakan Yahudi dahulu yang beriman kepada Musa `Alaihis salaam (as) dengan Yahudi sekarang. Penyamaan sikap ini berakibat buruk baik dalam aspek aqidah maupun amal. Ada beberapa hal penting seperti dijelaskan dalam syariat dan sejarah; pertama, sesungguhnya Bani Israil yang mengimani ajaran Musa As berbeda dengan Yahudi sekarang. Yahudi dahulu terdiri dari kaum Muslim, dan Mukmin. Sedangkan sekarang terdiri dari kaum kafir, musyrik, dan penentang ajaran Musa yang telah keluar dari syariatnya. Bani Israil adalah keturunan Ya'qub Alaihissalam. Ibrahim pernah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. Ibrahim berkata: "Hai anak-ankakku, Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (al-Baqarah: 132). Yusuf as juga menegaskan hal yang sama,"Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah." (Yusuf : 38) Ini sama dengan pesan Allah tentang orang-orang Yahudi yang mengimani ajaran Musa As. "Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami (QS. Sajdah : 24) Ayat lain mengatakan, "Dan sungguh telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (kami) atas bangsa-bangsa." (ad-Dukhan: 32) Adapun orang-orang Yahudi yang keluar dari ajaran Musa, secara otomatis mereka telah jatuh pada kemusyrikan. Mereka yang musyrik itu seperti disebut dalam ayat-ayat berikut ini: Orang-orang Yahudi berkata, tangan Allah terbelenggu, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang mereka katakan itu (al-Maidah: 64), mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah (at-Taubah: 31). Orang-orang Yahudi berkata : Uzair itu putera Allah (at-Taubah: 30). Jadi, Yahudi sekarang tidak ada kaitannya dengan Yahudi yang beriman kepada Musa As. Adapun klaim mereka terhadap bumi Palestina, itu merupakan pengembangan dari kekufuran
mereka terhadap Musa As. dan nabi-nabi sesudahnya. Mereka telah keluar dari tauhid dan syariat Musa As. Kedua : Kebanyakan Yahudi sekarang bukan berasal dari Bani Israil. Orang-orang Yahudi yang merampas wilayah Palestina sekarang, bukan berasal dari keturunan yang dulu pernah bersama-sama hidup dengan Musa as. Sekarang, Yahudi keturunan Israil, yang dikenal dengan sebutan Safaradim, tidak lebih dari 20% jumlahnya di dunia. Komunitas inipun percampuran dari berbagai etnis lain karena pernikahan dll. Sebagian kecil dari jumlah di atas, bukanlah asli keturunan Bani Israil. Adapun mayoritas kaum Yahudi di dunia yang mencapai 80%, itu berasal dari Eropa, dan berbagai negara di dunia. Mereka dikenal dengan sebutan al-Asykanazim, dimana mereka memasuki ajaran Yahudi yang sarat dengan paganisme. Bukti sejarah di atas menjadi jelas bahwa kaum Yahudi sekarang adalah penjajah. Mereka tidak berhak atas kepemilikan bumi Palestina, karena telah keluar dari ajaran Musa As yang benar dan mengubah-ubah kitab Taurat. Palestina adalah bumi kaum muslimin, tidak berhak bagi bangsa lain untuk memilikinya. Sesungguhnya, Palestina bukanlah milik Bani Israil, tetapi milik kaum Jabbariyin yang hidup sebelum Bani Israil. Allah mengizinkan kepada Bani Israil untuk memasuki wilayah Palestina, jika mereka masih komitmen terhadap ajaran yang benar. Jika tidak, secara otomatis izin tinggal dari Allah di Baitul Makdis telah dicabut. Ketiga: Sesungguhnya sifat dasar Yahudi yang diabadikan dalam al-Quran dari masa ke masa adalah pengkhianat, penakut, provokator, pemicu permusuhan, penipu, sombong dll. Sikap itu terlihat ketika mereka menyakiti Musa as. dan keluar dari ajaran Taurat. Itulah sikap dasar yang tertanam secara turun temurun. Sehingga sifat-sifat tercela mereka sebagai bagian dari agama mereka yang selalu rentan dengan perubahan. Mereka tanamkan ajaran berbahaya itu kepada anak cucu mereka dan kepada orang yang masuk agama mereka. Hanya sebagian kecil saja dari mereka yang masih memiliki komitmen terhadap Musa As ( al-Maidah: 59dan 62). Di antara mereka ada golongan pertengahan (al-Maidah: 66). Kehancuran Yahudi Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk merancang masa depan, sekalipun masa depan itu sesuatu yang ghaib. Dan yang bisa mengetahui hal-hal ghaib, hanyalah Allah. (QS. an-Naml: 65). Tetapi Allah mempunyai sunnatullah yang berlaku pada diri manusia. Ungkapan hadits di atas menjelaskan, peperangan yang akan terjadi bukanlah peperangan lokal antara orang Yahudi dan Muslim Palestina. Tetapi awal peperangan terhadap Yahudi yang sekarang mendominasi dunia. Apabila terjadi pertarungan global dan ummat Islam memperoleh kemenangan sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah saw, maka akan mengubah sejarah para penguasa Yahudi di dunia. Bila terjadi kekalahan, maka tidak ada lagi satu kekuasaanpun yang tertinggal untuk orang Yahudi di dunia. Ketika itu kepemimpinan dunia akan berubah dengan konsep lain yang sesuai dengan fitrah manusia. Jahiliyah modern sudah lama menyimpan berbagai penyakit karena mengingkari Allah dan akhirat. Dimana-mana terjadi penganiayaan, permusuhan, dekadensi moral, peperangan yang
menghancurkan. Berbagai isme yang lain telah gagal dalam mengantarkan manusia modern menuju pintu gerbang kebahagiaan. Kini, manusia telah dijangkiti penyakit jiwa yang sangat akut. Mereka kehilangan harapan, kecewa, selalu dibayangi ketakutan dll. Mereka menunggu terwujudnya pandangan hidup yang bisa mencerdaskan akal, mencerahkan hati dan memperbaiki akhlaq mereka. Akan terjadi Nubuwwah padamu sesuai dengan kehendak Allah. Lalu Allah akan mengangkat (melenyapkan-Nya) jika Dia menghendakinya. Setelah itu, akan muncul khilafah yang sesuai dengan manhaj nubuwah. Maka sesuai dengan kehendak Allah, ia akan berada, lalu Allah akan melenyapkan jika Ia menghendaki. Kemudian akan datang raja yang zhalim. Maka iapun akan bercokol sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian akan ada raja yang tirani, maka iapun muncul sesuai dengan kehendak Allah, kemudian ia lenyap, jika Allah menghendaki. Baru setelah itu akan timbul kembali khilafah di atas manhaj nubuwah (HR. Ahmad dari Hdzaifah al-Yaman). Berbeda dengan sebagian orang Muslim, orang-orang Yahudi yakin dengan prediksi Rasulullah itu. Sampai hari ini, mereka memperbanyak menanam pohon ghorqod di kebun-kebun mereka. Mereka mengambil pengalaman dari berbagai peperangan dengan kaum muslimin pada masa Rasulullah ataupun masa intifadhah akhir-akhir ini. Pengalaman itu membuat Yahudi berusaha menghadang lajunya gerakan Islam di dunia. Harap tahu saja, simbol Yahudi internasional yang berbentuk seperti garpu, itu sesungguhnya simbol pohon ghorqod. Yang menjadi catatan, apakah peperangan di bumi Baitul Maqdis merupakan cikal bakal peperangan global Yahudi melawan Islam? Apalagi Yahudi dari berbagai belahan dunia telah berkumpul di satu tempat, sehingga mudah dihancurkan. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui kapan terjadinya peperangan yang menentukan nasib terakhir kaum Yahudi itu. Yang terpenting bagi ummat Islam sekarang adalah melakukan i'dad dan berjihad melawan Yahudi. Nash syariah dan bukti sejarah menunjukkan, perang melawan kekufuran akan senantiasa berlanjut. (QS. al-Baqarah 120 dan 109, Ali-Imran: 118). Sehingga Allah akan menolong ummat Islam, bila mereka memenuhi persyaratan untuk ditolong. Kita hanya bisa berdoa dan bekerja keras dalam menegakkan syariat di bumi. Keputusan terakhir kita serahkan kepada Allah. `Alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib.• Konspirasi Kristen dengan Yahudi Menghancurkan Islam Berkali-kali mereka bersekongkol, hingga kini. Makin canggih dan licik. "Mengapa Islam kerap menghadapi banyak cobaan dan serangan dari musuh yang tiada henti-hentinya? Tapi mengapa pula Islam selalu terjaga dari segala cobaan dibanding agama lain yang banyak berakhir dengan menyedihkan?" Mungkin jawaban kita bisa beragam. Ulama besar Syaikh Abul Hasan Ali An-Nadwi, menyimpulkan dua hal penting; Pertama, Islam memiliki kekuatan yang dinamis dan serasi dengan situasi zaman sehingga mampu memberikan alternatif terhadap segala persoalan. Kedua,
karena Allah swt telah menjamin dan akan menjaga Islam dengan cara melahirkan kader dakwah yang tangguh. Karenanya, seberat apapun serangan yang ditujukan kepada Islam, ummat ini tidak akan pernah mengalami kekosongan mujadid (pejuang agama). Benar, sejak kehadirannya 1400 tahun lalu, agama ini telah mengalami serangkaian cobaan berat. Sejak awal, Islam selalu menghadapi serangan-serangan dari segala penjuru di mana agama lain tidak pernah menghadapinya. Menurut istilah Syaikh Abul Hasan Ali An-Nadwi, andaikata bukan Islam, belum tentu agama lain sanggup menghadapinya. Serangan dengan bentuk kekerasan fisik, kudeta, revolusi, sampai dengan bentuk upaya pencampuran ideologi oleh para konspirator untuk merusak Islam telah banyak dicobakan. Bahkan terus berlangsung hingga hari ini. Tahun 1917, dengan sangat tidak elegan kaum milisi Kristen bersekongkol dengan negara Barat dan Eropa mengeroyok Islam secara beramai-ramai untuk merebut kota Baitul Maqdis. Persekongkolan itu merupakan usaha yang kesekian kali, setelah selama kurang lebih 90 tahun selalu dipatahkan tentara Islam. Tidaklah heran, saat Baitul Maqdis jatuh atas konspirasi jahat, dengan bangganya Jenderal Gouron, seorang pemimpin panglima pasukan Perancis berteriak sambil menginjak-injak pusara pahlawan Islam dalam perang Salib, Salahuddin Al-Ayyubi. "Kami telah kembali, wahai Saladin", ucapnya. "Dan sejak saat ini, Perang Salib (crusade) sudah selesai," tambah Lord Allenby, komandan gabungan milisi pasukan sekutu Inggris, Perancis, Italia, Rumania dan Amerika. Itulah kekalahan Islam di Yerusalem atas konspirasi jahat kaum Kristen, bangsa Barat dan Eropa. Semenjak itu, Palestina dan Baitul Maqdis selalu menjadi obyek keserakahan sebagian negara Barat, Eropa dan Yahudi. Pernyataan Lord Allenby yang banyak menjadi headline koran-koran Inggris ketika itu memang telah menandai berakhirnya istilah Perang Salib (crusade). Tapi dalam kenyataannya, semangat Perang Salib terus menandai Kristen, bangsa Barat dan Eropa untuk melakukan penjajahan atas negeri-negeri lain di dunia ketiga. Utamanya negeri-negeri yang jelas mayoritas penduduknya Muslim. Seperti yang telah banyak ditorehkan dalam tinta sejarah, bagaimana missi Kristen masuk ke Nusantara pada abad 15-16 bersamaan dengan misi penjajah Eropa (Portugis) ke dunia Timur. Dengan jelas, missi penjajah itu selain melakukan ekspansi wilayah juga mengembangkan agama Kristen. Semboyannya yang terkenal yaitu "Tiga-G": gold, glory, gospel (emas, kejayaan, missi Kristen). Sejarawan Dr Aqib Suminto dalam bukunya, "Politik Islam Hindia Belanda" menulis bahwa agama Kristen mulai diperkenalkan oleh para pelaut Portugis yang datang ke dunia Timur pada abad ke-16, sambil membawa semangat Perang Timur. Ekpansi itu dimulai oleh perserikatan dagang Belanda yang diberi nama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) untuk mencari rempah-rempah. Sambil berdagang, VOC tidak melupakan misi penyebaran agama Kristen dalam setiap ekspedisinya. Setelah berhasil mengatasi Katolik, pemerintah Belanda memusatkan perhatian menghadapi kelompok pribumi yang beragama Islam. Sebab, menurut Aqib Suminto, bagi Belanda penghalang utama kekuasaan kolonialnya adalah agama Islam dan pemeluknya. "Pidato tahunan raja bulan September 1901 —yang menggambarkan jiwa Kristen— menyatakan mempunyai kewajiban etis dan tanggungjawab moral kepada rakyat Hindia Belanda, yakni memberikan bantuan lebih banyak kepada penyebaran agama Kristen," tulis Aqib.
Adalah ucapan yang menarik dari D'albuquerqe saat menduduki Malaka, "Tugas besar yang harus kita abdikan kepada Tuhan kita dalam mengusir orang-orang Moor (sebutan untuk orang Muslim) dari negara ini dan memadamkan api sekte Muhammad sehingga ia tidak muncul lagi sesudah ini". Ucapan ini mirip dengan pidato petinggi militer Spanyol, Figueroa di depan pasukannya saat menjajah wilayah Muslim Mindanao, "Kita berdiri di atas tanah bangsa Spanyol yang baru. Menaklukkan hutan yang gelap ini dan menguasai tanah kafir-Muslim adalah misi kita. Mereka menyerah sebagai budak dan murtad atau jatuh di bawah pedang bangsa Spanyol. Majulah untuk misi kita demi Raja dan Negara." Missi Kristen, meski tidak menjadi prioritas utama —seperti halnya masa lalu— sering berjalan seiring dengan semangat penjajahan (kolonialisme). Gereja, Barat, dan bangsa Eropa tahu betul, hanya dengan mengganti agama Islam dengan agama lain, missi penjajahan bisa terlaksana di negeri-negeri Islam. Sebab Islam tak ubahnya sebuah keyakinan yang hanya melahirkan orang-orang kuat dengan kepatuhan agama. Tidaklah berlebihan bila mantan Perdana Menteri Inggris, yang sangat berkuasa di tahun 1882, Gladstone. Sambil membawa kopian al-Qur'an, penganut gereja Anglikan ini bicara di depan ratusan anggota Parlemen Inggris kala itu. "Percuma memerangi ummat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam masih bertengger al-Qur'an. Tugas kita adalah mencabut al-Qur'an di hati mereka. Dan kita akan menang menguasai mereka," ucapnya. Ucapan Gladstone itu kemudian menjadi rekomendasi penting Kerajaan Inggris tentang bagaimana kiat menundukkan negeri-negeri Islam di wilayah jajahannya, termasuk terhadap Mesir. Menuju Perang Peradaban Interaksinya selama berabad-abad dengan peradaban Islam, penjajah tahu betul betapa Islam adalah agama yang memiliki peradaban modern. Ideologinya tidak hanya mampu mengungguli kekuatan militer Barat, namun juga mengungguli peradaban dan intelektualitas mereka sekaligus. Karena itu, ancaman peradaban Islam seperti ucapan jujur Prof Dr Huntington dalam The Clash of Civilization and the Remaking of World Order (1996) adalah suatu yang rasional. Atas pengalaman berharga itu, penjajah kemudian mengganti strateginya. Strategi baru pasca Perang Salib itu adalah melalui jalan perang peradaban dan pemikiran (ghazwul fikri). Penjajahan berwajah baru ini tak kalah liciknya dengan penjajah konvensional. Dr Ali Mohd Garisyah dan Mohd Syarif Azzibaq, dalam bukunya Asalibu Ghazwil Fikri lil `alamil Islami (Metode-metode Perang Pemikiran Terhadap Islam) mengatakan, salah satu tahapan penjajah pemikiran tersebut diantaranya adalah membangun pusat kajian-kaijan Ke-Islaman di Barat (Orientalisme). Lalu, menyebarkan missi Kristen dengan mengirim misionaris untuk menyingkirkan khilafah Islam di negeri-negeri muslim. Menurutnya, Kajian Ketimuran (orientalisme) itu bertujuan mendukung dan membantu usaha
perluasan daerah yang dilakukan oleh penjajah. "Kajian-kajian seperti itu secara disengaja untuk memisahkan ummat Islam dari sumber ajaran Islam yang murni. Dan menimbulkan rasa menyerah dan kerdil berhadapan dengan cara hidup barat dan nilai barat." Repotnya, kajian seperti itu telah melahirkan banyak tokoh dan bahkan dikagumi oleh pakar-pakar di dunia Islam sendiri. Di Mesir diantaranya muncul Taha Husin, Kasim Amin (pelopor women liberalism, Husin Fauzi, Ali Abdur Raziq dan banyak lagi. Ini sama persis dengan Indonesia. Secara sengaja, mereka melakukan pengkajian dan penerbitan buku-buku yang berbahaya bagi ajaran Islam. Beberapa karya kaum oreintalis yang dianggapnya mengandungi banyak kekeliruan dan mengaburkan ajaran Islam adalah Dasiratul Ma'aruf Al Islamiah, Al Munjid Fillughah Wal Ulum Wal Adab, Al Mausu'ah `Arabiah Al `Muyassarah. Cara-cara yang dipakai oleh gereja dalam menyebarkan missi, dikutip Dr Ali Mohd Garisyah dan Mohd Syarif Azzibaq, termasuk diantaranya adalah membuka sekolah teologi dan biarawati. Gereja juga secara sengaja mengirim beasiswa kepada anak-anak jajahan yang jelas beragama Islam untuk melanjutkan pelajaran mereka di Barat. Dengan begitu anak-anak itu bakal berpola pikir Kristen dan mendukung missi. Kepala Jabatan Akidah Dan Filsafat, Kuliah Ushuluddin Universitas al-Azhar Mesir, Prof. Taha Abd al-Salam Khudhair dan Prof. Dr. Hasan Muharram al-Sayyid al-Huwaini, pernah menelusuri kelicikan penjajahan ideologis kaum Kristen dan Barat itu. Menurutnya, mereka biasa mengirim pelajar Islam ke negara-negara bukan Islam untuk belajar. Kelak setelah lulus, kebanyakan mahasiswa ini tumbuh menjadi orang jahil pada agamanya. "Mereka membangga-banggakan budaya Barat dan menghilangkan ajaran agama," begitu kutipnya. Dr. Abdurrahman Mas'ud mengatakan, kajian keislaman di Barat (orientalisme) adalah hasil persekongkolan gereja dengan penjajah. "Kajian Islam di Barat pada mulanya sarat dengan kepentingan missionaris dan kolonialisme, sekaligus sebagai ajang pencarian "kelemahan'' Timur dan Islam serta pengukuhan hegemoni Barat atas dunia Timur dan Islam," terang dosen pascasarjana IAIN Wali Songo itu dalam tulisannya di sebuah koran harian. Ungkapan senada datang dari Edward Said. Dalam bukunya Orientalism ia mengatakan, kajian orientalisme adalah gerakan kolonial dan missionar yang dibungkus keilmuan. Dengan demikian tidaklah terlalu penting kontrol militer untuk menjajah. Sebab, dengan devide et empera, kekuatan terjajah akan lemah dan saling bermusuhan sendiri. Tidaklah mengherankan, bila saat menghancurkan Aceh, penjajah Belanda mengirimkan seorang bernama Snouck Hourgronje. Snoucklah peletak dasar strategi menghancurkan Islam oleh Belanda. Snouck secara sengaja belajar Islam bahkan sampai mengaku masuk Islam. Ia belajar ke Makkah Al-Mukarramah selama enam tahun dengan memakai nama samaran Abdul Ghaffar. Walau sikap kepura-puraan Snouck akhirnya terbongkar, tapi pola penjajahan dengan cara ghazwul fikri seperti itu terus berkembang hingga kini. Madzhab Selebritis
Wajah baru penjajahan juga berbentuk budaya. Misalnya, penyebaran film-film, iklan, majalah, video klip, internet termasuk gaya hidup (life style). Jangan heran bila musik-musik Barat seperti; ska, rock, underground, metal, R&B secara pelan-pelan menggeser musik-musik Islam. Melalui budaya, Amerika memaksakan kehendak. Kalau perlu ancaman embargo bila tidak mau menjualan film-film Hollywood ke negeri ketiga, khususnya Islam. Secara cepat pula industri film yang didominasi Yahudi ini kemudian menjadi trendsetter gaya hidup ummat manusia di seluruh dunia. Secara cepat pula, gaya hidup Barat dan Hollywood menjadi peradaban baru. Dengan dalih globalisasi, seolah-olah apa yang kita tonton, dan yang kita makan dan apa yang kita pakai atau dikenal dengan semboyan 3 F (food, fashion, and fun), haruslah memakai standar Barat dan Hollywood. Dalam bukunya Jihad vs McWorld, Benjamin R. Barber mengatakan, apa yang terjadi di dunia hari ini adalah pem-Barat-an budaya (westernisasi). MTV, McDonald, celana jeans, musik ska, dan R & B dan film-film Hollywood kini dinikmati oleh warga dunia ketiga. Budaya Barat tidak lagi milik segolongan orang Amerika, tapi sudah milik dunia. Termasuk negeri-negeri Islam. Apa yang menjangkiti dunia Islam hari ini adalah berkembangnya mazhab selebritis. Indikasinya adalah eksploitasi aurat dalam media massa termasuk dalam TV kita. Hampir semua media yang membanjir dewasa ini mengeksploitasi derajat rendah kaum hawa. Film-film seperti Beverly Hills, Dawson Creek, dan Melrose Place seolah-olah tontonan maha penting bagi semua orang dibading rubrik ilmu pengetahuan. Info Selebritis, atau gosip artis, seolah begitu berharga dibanding berita penting lainnya dalam kehidupan. Semua itu, bisa langsung masuk ke kamar kita secara bebas. Terhadap mereka yang menerima gaya hidup Barat, mereka memberi julukan Islam yang moderat, akomodatif, modernis, toleran, dan demokrat. Yang menolaknya disebut Islam radikal, fundamentalis atau Islam literal. Akibatnya begitu dahsyat. Dekadensi moral melanda generasi muda. Seks bebas, dan narkoba sudah menjadi sesuatu yang biasa di mata para remaja. Entah bagaimana nasib ummat ini ke depan bila tunas-tunas mudanya terus seperti itu.• Prinsip-prinsip Gerakan Zionisme Satu hal yang sangat mencengangkan dalam perjalanan gerakan Zionis internasional Hanya dalam tempo 50 tahun, Israel berdiri di bumi Palestina. Tahun ini, usia gerakan Zionisme Internasional hampir melewati seratus tahun, terhitung dari Konferensi Yahudi Internasional pertama yang berlangsung di kota Bassel, Swiss, Agustus 1897. Konferensi yang diprakarsai oleh Theodore Hertzl ini, melahirkan kesepakatan untuk mendirikan sebuah negara yang akan menyatukan bangsa Yahudi yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Sejak semula pergerakan Zionis telah bergerak dengan rapi dan sistematis. Sebagai realisasi keinginan untuk mendirikan negara nasional Zionis, konferensi meletakkan dua agenda besarnya; menyusun agenda Zionis yang dikenal dengan Agenda Basl. Dan mendirikan organisasi Zionis internasional untuk mewujudkan agenda Basl yaitu mendirikan negara nasional
Yahudi di Palestina yang dijamin oleh undang-undang publik. Untuk itu perlu disusun beberapa langkah berikut ini: Pertama, menggalang dan mengembangkan pemukiman Yahudi di Palestina dan mendirikan perumahan-perumahan. Kedua, koordinasi Yahudi internasional dan legalisasi hubungan yang mengikat mereka dengan organisasi dan institusi Zionis. Ketiga, menyebarkan spirit nasionalisme, mengembangkan rasa dan kesadaran nasional Yahudi internasional. Keempat, mengambil langkah-langkah semestinya untuk mendapatkan dukungan dan persetujuan negara-negara asing berkenaan dengan konsep negara nasional Yahudi di Palestina. (Samir Syathara, 100 tahun Konferensi Basl, al Mujtama, 1267, 16/9/1997) Kelima, menguasai dunia dengan menundukkan bangsa non-Yahudi yang dalam terminologinya mereka sebut sebagai Goyim (kafir). Dengan pemikiran itulah, Zionisme internasional kemudian melanjutkan program yang bergerak secara simultan melalui tiga jalur. Jalur politik yang dieksekusi oleh gerakan Zionis internasional, jalur agama melalui Rabi-rabi Yahudi. Dan yang terakhir, melalui jalur sosial kemanusiaan yaitu gerakan Freemasonry internasional. Ketiga jalur perjuangan Yahudi di atas tidak lepas dari kaidah dokumen 24 yang biasa disebut dengan Protokolat Yahudi atau dikenal dengan The Protocol of Learned Elders of Zion." Buku kecil ini ditemukan tahun 1905 di Rusia yang dianggap sebagai `grand strategy' (strategi besar) kaum Yahudi untuk menghancurkan dunia dan Islam. Yang dikenal dengan "Tatanan Dunia Baru". Gerakan Zionis internasional Peristiwa penggempuran yang dilakukan oleh militer Zionis terhadap wilayah otoritas Palestina akhir-akhir ini terutama di Ramallah, Nablus, Bethlehem dan Jenin benar-benar membuat semua orang skeptis. Ada apa dengan dunia? Mengapa slogan HAM, keadilan, demokrasi dan humanisme yang kerap didengungkan negara Barat tidak sesuai dengan kejadian yang dialami di Palestina? Jawabannya jelas, bahwa Barat, sangat tuli dengan tragedi kemanusiaan di Palestina. Karena hampir seluruh institusi vitalnya sudah jatuh ke tangan gerakan Zionis melalui jalur politik, ekonomi dan intelijen. Termasuk diantaranya; CIA, FBI, Kongres, bahkan Federal Reservenya. Perhatikanlah pemilik saham di Federal Reserve —bank yang dianggap paling besar sedunia— ini. Sunarsip, dalam artikelnya di Republika (16/4/2002), "Memotong Jalur Ekonomi Zionisme", menyebutkan bagaima na kuatnya `cengkraman kuku' ekonomi Zionis di AS adalah dominasinya atas; 1). Rochschlid Bank of London, 2). Rothschilds bank of Berlin, 3). Israel Moses Seif Bank of Italy, 4). Warburg Bank of Hamburg, 5). Warburg Bank of Amsterdam, 6). Lazard Brothers of Paris, 7). Lehman Brothers of New York, 8). Kuhn and Loeb Bank of New York, 9) Chase Manhattan Bank of New York, dan 10). Goldman-Sachs of New York. Semua bank-bank di atas milik Yahudi. Harap tahu saja, nama Rotshchilds, adalah nama seorang konglomerat Yahudi pertama, Amschell Mayer Rochschlid yang tinggal di Jerman. Dengan menguasai bank sentral Amerika tersebut, maka dengan leluasa mereka dapat menguasai
perekonomian Amerika keseluruhan dan bahkan dapat mengokohkan rezim dollar sebagai alat tukar semua transaksi internasional. Dominasi dan monopoli mereka dalam sektor kapital menjadi bagian dari apa yang disebut dalam Protokolat ke 14-nya: "Perbedaan ini, adalah perbedaan antara bangsa Goyim (Non-Yahudi) dan kita dalam kemampuan berpikir dan berargumentasi dapat dengan jelas dilihat dari ketentuan terseleksi kita sebagai bangsa pilihan, selaku manusia berkelas atas. Ini jauh berbeda dengan kaum Goyim yang semata-mata berpikir secara insting dan kehewanan. Mereka mengamati tapi tidak meramalkan hal ke depan. Mereka tidak menemukan hal baru apapun (kecuali mungkin hal-hal material). Dari sini jelas bahwa alam itu sendiri telah mentakdirkan kita semua untuk memimpin dan memandu dunia. (Henry Ford, 'The international Jew and the protocols of the elders of Zion, Global Publisher, Johannesburg, hal.138). Dominasi Yahudi tidak hanya di Amerika, tapi di Inggris, Belgia, Prancis, Jerman, Swiss sampai Eropa Timur. (Lihat majalah al Mujtama', no.1200, 21/5/1996) Tipu daya gerakan Zionis juga dilakukan dengan cara penyebaran peradaban dan budaya-budaya sesat. Diantaranya adalah penyebaran minuman dan makanan yang memabukkan. Baginya, membudayakan minuman keras di tengah masyarakat Goyim —terutama masyarakat Muslim sama halnya menciptakan generasi bodoh yang mudah diperalat. Ini sesuai dikutip dalam Protokolat I yang berbunyi; "…masyarakat Goyim terbuai dengan minuman-minuman keras; generasi muda mereka tumbuh dungu dengan hal-hal klasik dan membuat kebejatan moral. Dan hal ini dipromosikan oleh agen-agen khusus kita baik oleh guru, pembantu, guru privat wanita di rumah-rumah orang kaya sampai pegawai kantoran. (Protokolat I, Henry, hal. 178) Hal serupa juga dilakukan melalui media massa. Henry Ford, dalam Protokolat II mengatakan bahwa hampir dipastikan Yahudi menguasai seluruh jaringan media massa di New York dan di seluruh ibukota negara-negara Eropa. Jaringan raksasa media itu juga merambah ke Indonesia. Cara dominasi seperti ini dilakukan terutama bila perusahaan yang bersangkutan membutuhkan investor dan dana segar. Secara cepat pula, para investor dunia yang kebanyakan Yahudi akan segera turun tangan. Karena bagi Zionis, seperti kutip Ford, menguasai media massa, sama halnya menyuarakan aspirasi mereka. "Di tangan negara sekarang ini ada suatu kekuatan besar yang menciptakan gerakan pemikiran di tengah masyarakat dan itu adalah pers. Bagian yang diperankan oleh pers adalah untuk terus membuat tuntutan-tuntutan kita bagaikan hal niscaya, menyuarakan keluaran masyarakat, mengekspresikan dan menciptakan ketidakpuasan. Dan berkat pers, kemenangan kebebasan berbicara berinkarnasi kembali. Tapi negara-negara Non-Yahudi tidak mengetahui bagaimana memanfaatkan kekuatan ini; dan hal itu telah jatuh ke tangan kita. (Protokolat II)
Kebebasan dan Persamaan Hak Semangat kebebasan, dan persamaan adalah gerakan Yahudi dan Zionisme pada Goyim (non-Yahudi). Sehingga menjadi simbol pemberontakan terhadap tiran di mana-mana. Tanpa disadari, kampanye simbol-simbol ini telah ikut mempropagandakan missi Zionis. Kehancuran semua paham dan ideologi dunia adalah tujuan bagi berkembangnya ideologi Zionis. "Mengakhiri kedamaian, ketentraman, solidaritas dan menghancurkan seluruh fondasi negara-negara Non-Yahudi di mana-mana —sebagaimana Anda akan lihat nanti adalah satu hal yang akan membantu kemenangan kita). (Protokolat I, hal.178) Untuk hal seperti itu, Zionis bisa berkawan dengan bahkan menyusup dalam faham-faham lain yang sedang popular di dunia. Gerakan-gerakan sosialis, dengan mengesankan membela kaum buruh, kelompok miskin kota, pejuang kaum tertindas, adalah sasaran kaum Zionis pada masyarakat Goyim. Walau banyak tidak dipercaya, gerakan halus seperti ini terus berkembang pesat. Bahkan kalau perlu bergabung dengan Komunispun. Ini diakui seperti dalam Protokolat III. "Kita muncul seolah-olah penyelamat para kaum buruh dari ketertindasan. Di saat kita usulkan kepadanya untuk masuk jajaran pasukan kita kaums sosialis, anarkis dan komunis yaitu mereka yang selalu mendapat `dukungan' sesuai dengan aturan main yang bernuansa persaudaraan semu —yaitu solidaritas seluruh manusia dari gerakan Freemasonry kita". (Protokolat III, hal.183) Tirani Riba Tirani dan penjajahan ekonomi, adalah salah satu diantara prioritas utama kaum Yahudi. Tirani ekonomi yang paling sering dikampanyekan itu adalah sistem riba yang kemudian menjadi fondasi kokoh Zionis dalam menjerat negara-negara Goyim agar tunduk dan dapat memperbudak mereka. Berbagai lembaga keuangan internasional seperti IMF. Dalam Protokolat (XX, hal. 244), secara jujur kaum Zionis mengaku; "Apa yang benar-benar prinsipil adalah hutang, khususnya hutang luar negeri. Hutang adalah persoalan peraturan transaksi pemerintah yang memuat prosentase obligasi sesuai dengan jumlah pokok pinjaman. Bila pinjaman dikenakan 5%, jadi dalam tempo 20 tahun negara akan membayar riba (bunga) dengan jumlah yang sama dengan yang dipinjam. Dalam waktu 40 tahun akan membayar jumlah dua kali lipat. Dan 60 tahun akan tiga kali lipat, sementara hutang pokok tetap sebagai hutang yang belum dibayar". Cara-cara seperti inilah yang digunakan Zionis —terutama terhadap negara-negara miskin agar mudah bergantung dan dikendalikan. Termasuk dalam kasus Indonesia. Gerakan Freemasonry Protokolat Yahudi yang tidak kalah adalah gerakan Freemasonry-nya, gerakan tertua Yahudi
yang ada sejak zaman nabi-nabi dahulu. Tujuannya meratakan jalan persaudaraan berdasarkan asas-asas freemasonry pada seluruh keanggotaannya, melakukan propaganda lisan atau tulisan dalam menyeru kebaikan dan kemakmuran, menyerukan kerja sama dalam semua kebaikan dengan tidak membedakan ras, bangsa, suku dan agama. Freemasonry lah yang mempelopori kawin antar agama agar tercipta persatuan di antara semua pengikut agama sehingga tidak ada lagi egoisme dalam agama." ("Kabut-kabut Freemasonry Melanda Dunia Islam", A.D.El Marzdedeq, Al Huda, hal.36). Gerakan ini punya prinsip-prinsip yang disebut dengan khoms kanon; Humanisme (internasionalisme), demokrasi, sosialisme, monotheisme dan nasionalisme. Ada 10 agenda dalam gerakan Freemasonry di antaranya sebagai berikut: Pertama; Shada yaitu mendirikan agama baru dan agama tandingan di seluruh dunia. Karena itu, jangan heran bila di Amerika, misalnya berbagai aliran Kristen seperti gereja Setan, Mormon, Advent, Gereja Anak Tuhan dan sejenisnya. Di India lahirlah Islam Ahmadiyah yang dibawa oleh Mirz Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai Al Mahdi dan mendakwakan diri sebagai nabi akhir zaman. Kemudian muncul gerakan "Protestan" yang tampil sebagai gerakan reformasi agama dengan misi bermuatan konsep Ibrani. Gerakan ini menekankan keimanan pada Perjanjian Lama yaitu Taurat dan ditindaklanjuti dengan mengimani kebangkitan kembali Isa di Palestina. Kemudian gerakan Puritanisme di abad ke 17 di Inggris yang merupakan gerakan ekstrim Protestan atau yang terkadang disebut dengan Judaizing. Pada tahun 1621 terbit buku pertama yang mengangkat soal pemukiman Yahudi di Palestina dengan judul "Kembalinya Yahudi" yang dikarang oleh pengacara Sir Henry Finish. Kemudian disusul oleh dukungan tokoh-tokoh Eropa lainnya seperti Martin Luther (1483-1546), Isaac Newton (1643-1778) dan lain-lain. Pengakuan kaum Yahudi terbukti seperti dikutip dalam Protokolat XVII (hal. 232), "Kemerdekaan kesadaran telah dideklarasikan di mana-mana, jadi sekarang hanya dalam hitungan tahun yang memisahkan kita dari satu masa kehancuran agama Kristen secara total. Adapun hal yang berkenaan dengan agama lain kita masih tidak terlalu kesulitan menangani mereka, tapi itu masih terlalu primatur untuk diperbincangkan sekarang". Kedua, Onan yang bertujuan mengekang pertambahan keturunan Goyim atau non-Yahudi dan menyuburkan perempuan-perempuan Yahudi. Ketiga, Plotisme yang bertujuan untuk mendidik alim ulama Plotis yang faham agamanya terapung dan mengambang, alim ulama plotis disebarkan ke berbagai lembaga pendidikan Islam dan mengangkat alim ulama plotis sebagai anggota kehormatan Freemasonry. Para intelektual plotis ini didukung untuk membuat pergerakan yang dapat mendangkalkan keyakinan pada agama Islam. Dan mengkader tokoh-tokoh seperti ini ke universitas-universitas kenamaan di Barat. Hal ini sesuai dengan Protokolat IV (We shall destroy God), "…inilah alasannya mengapa kita mau tak mau harus melemahkan semua iman (agama), guna menghancurkan dasar-dasar ke-Tuhanan bangsa Non-Yahudi otak dan spirit atau lahir dan batin, menggantikannya dengan kalkulasi aritmatika dan kebutuhan-kebutuhan material". (Henry, hal. 188) Sungguh apa yang dapat diangkat di atas adalah bagian kejujuran dari 24 "The Protocol Elders of Zion" untuk mendominasi dunia yang sebagian besar telah termanifestasikan dalam penggalan
sejarah hidup manusia modern. Maka tidak berlebihan kalau seorang kenamaan Amerika dan pendiri perusahaan mobil FORD, Henry Ford berkesimpulan dalam wawancaranya yang dimuat di New York World", (17/2/1921) dengan mengatakan, "The only statement I care to make about the Protocols is that they fit in with what is going on. They are sixteen years old. And they have fitted the world situation up to this time. They fit it now." (Satu-satunya pernyataan yang perlu saya sampaikan tentang Protokolat-protokolat Yahudi bahwa hal itu sesuai dengan apa yang terjadi dewasa ini). Usia perjalanan gerakan kaum Yahudi di dunia hampir mencapai enam puluh tahun dan masih sejalan dengan realita dan situasi hingga kini. Tapi, kebanyakan di antara kita justru mengingkarinya. Wallahu a'lam bishshawaab.• Dajjal itu Zionisme Berwajah Amerika Jangan berharap Amerika membela kepentingan Islam. Sebab, negara adidaya ini berada dalam cengkeraman Zionis Dalam puisi berjudul "Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis" penyair ini mengeluh atas kekejaman negara maju seperti Amerika, Inggris dan Jepang. Negara-negara itu `menjajah' berkedok globalisasi. Itu mungkin benar. Musuh besar yang sedang kita hadapi hari ini adalah penjajahan terselubung. Setelah ratusan tahun penjajahan fisik, mereka kemudian datang dengan kedok HAM, demokrasi, dan liberalisasi. Konspirator besar itu, tak lain adalah negera-negara Amerika Serikat (AS), Eropa dan Zionisme. Melalui IMF dan World Bank, AS berhasil mengendalikan Indonesia dengan hutang (per Januari 2002 hutang Indonesia menjadi Rp 1.401 trilyun). Akibatnya, kekayaan alam RI dengan mudah dan sangat kentara dikeruk oleh perusahaan-perusahaan AS. Sebut saja; tambang emas Busang, dan puluhan BUMN kita. Lihatlah, betapa jahatnya AS ketika mengancam tidak akan mengucurkan dana IMF pada Indonesia sebelum Megawati menangkap aktifis militan Islam . AS juga memaksa memasukkan 20 ribu ton paha ayam bekas (chicken leg quarter) ke pasar Indonesia —yang di AS sendiri tidak dikonsumsi. Bila tidak mau menerima paha `sampah', ekspor udang Indonesia ke AS akan ditolak. Untuk hal seperti ini, AS bahkan mengancam dengan sanksi ekonomi. Untuk mengukuhkan hegemoninya atas negara lain, AS menerapkan standar ganda. Bersama sekutunya, AS membentuk Persatuan Bangsa-bangsa (PBB). Dengan kekuasaannya yang besar di PBB yang dinamakan hak veto, AS, memperkuat legitimasi untuk kepentingan internasionalnya. Tidaklah heran bila AS dapat dengan mudah menggagalkan segala keputusan yang dianggap bertolak belakang dengan kepentingannya; tidak peduli sebaik apa pun keputusan tersebut. AS ingin agar dunia ikut dalam tatanan baru yang dinamakan `Pax Americana', di mana semua orang harus tunduk padanya. Simaklah ucapan Bush Oktober 2001 yang mengatakan, "Either you are with us, or you are with terrorist". (Anda ikut bersama kami, atau menjadi bagian
dari teroris) adalah ucapan congkak orang yang ingin berkuasa di dunia. Dengan kebijakan "carrot and stick policy"nya, AS tidak segan-segan memberi imbalan. Sebaliknya, akan menghajar negara yang tidak taat padanya. Dengan standar gandanya itu, kepada dunia AS melakukan kampanye domokrasi —bahkan menyebut diri sebagai `the champion of democracy' (pemenang demokrasi)— namun seringkali justru menjadi pendukung utama kediktatoran, bahkan penjajahan. Seorang pengamat politik, membeberkan banyak fakta kemunafikan AS dalam berpolitik. Bukti nyatanya, antara lain ketika AS (melalui militer) dengan seenaknya menggagalkan kemenangan partai FIS (Front Islamic du Salut) di Aljazair pada 1991. FIS dituduh akan memanfaatkan demokrasi untuk membangun `keditatoran agama'. "Padahal, alasan sesungguhnya ketakutan jenderal korup yang bakal kehilangan kekuasaan mereka; dan kekhawatiran klasik Barat terhadap revivalisme Islam," . Bukti-bukti yang lain terlalu banyak... Sesuai dengan laporan PBB (1992), apa yang dilakukan AS terhadap Irak dengan embargonya, telah mengakibatkan hampir 1,5 juta penduduk Irak dan balita menderita karena masalah kesehatan. Tapi di sisi lain, AS membiarkan Israel atas pembantaiannya di Palestina. Puluhan ribu warga Palestina tewas di tangan Israel. Anehnya AS diam saja. Koran dan media-media massa AS bahkan menyebut Israel sebagai negara yang menjadi korban `terorisme'. Karena terlalu munafik itulah, menurut Noam Chomsky, seorang profesor Linguistik dari Massachusset Institute of Technology (MIT), AS telah melahirkan banyak sikap anti Barat dan perlawanan terhadap AS. Kekecewaan atas penjajahan gaya AS tersebut kemudian melahirkan sikap permusuhan yang ujungnya memunculkan sikap ekstrimitas. Dengan geram, Noam Chomsky dalam bukunya Maling Teriak Maling: Amerika Sang Teoris?, menjuluki AS sebagai negara teroris yang sesungguhnya. "Dan serangan teroris AS tersebut jauh lebih dahsyat dan destruktif dibanding dengan WTC yang sekarang", tulisnya. AS dan Zionisme Internasional Bila AS diam saja terhadap ulah brutal Israel, karena negeri yang katanya adikuasa itu berada di ketiak kaum Yahudi. Semua tahu itu. Padahal Yahudi di AS jumlahnya hanya berkisar 6 juta atau 2,5 % dari populasi rakyat AS yang berjumlah 250 juta jiwa. Tapi memang mereka mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah AS, bahkan menyetir penguasa AS. Terutama menyangkut kepentingan Yahudi. Hampir semua pejabat, termasuk Presiden AS tidak berani menentangnya. Tidak heran bila untuk maju ke kursi presiden untuk kedua kalinya, Bill Clinton menunjukkan sikap baik dengan membela kepentingan Yahudi. "Saya akan memutuskan semua bentuk hubungan dagang dan investasi dengan Iran, serta membekuhkan hampir semua kegiatan ekonomi lain di antara dua negara," katanya menjelang pemilihan umum di depan peserta Kongres Yahudi se-dunia di New York, 30 April 1995. Yahudi di AS mempunyai organisasi yang sangat berpengaruh di Capitol Hill, Washington,
namanya AIPAC (The American Israel Public Affairs Committee). Organisasi ini jaringannya luas, karenanya sangat berpengaruh dalam penetapan arah kebijakan AS, siapapun presiden dan pejabatnya. AIPAC atau sering dipanggil `The Lobby' mampu mengendalikan orang-orang kuat di pemerintahan AS. Misalnya; presiden dan semua staf, angkatan bersenjata, Pentagon, Gedung Putih, menteri luar negeri, dan departemen penting lainnya. Tidak hanya presiden dan anggota parlemen terpilih, tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menjadi calon presiden sudah dipengaruhi. Koran The New York Times (1987) pernah menyebut AIPAC sebagai basis kekuatan utama dalam menyusun kebijakan AS, terutama yang menyangkut masalah Timur Tengah. Jadi, harap maklum bila hampir semua kebijakan Israel yang merugikan Timur Tengah dan Islam, pemerintah AS sering bungkam. Kelompok kecil ini bahkan dikenal seenaknya mendikte --kalau perlu-- menjatuhkan seorang presiden AS jika dianggap merugikan misi Zinonisme. Sampai hari ini, `The Loby' memiliki anggota sekitar 60 ribu yang bekerja untuk kepentingan Zionis. Tidak ada satupun kebijakan AS tanpa melalui AIPAC hingga hari ini. Tidak heran di sebuah radio lokal Israel di Tel Avivi, 3 Oktober 1991, Ariel Sharon dengan lantang berteriak, "...I want to tell you something very clear: Don't worry about American pressure on Israel. We, the Jewish people, control America, and the Americans know it". (Saya ingin mengatakan pada Anda semua dengan jelas; Jangan khawatirkan tentang Amerika. Sebab Amerika di bawah kita, orang-orang Yahudi. Dan semua orang Amerika tahu hal itu), Bukti lebih nyata, lambang freemansonry dijadikan lambang mata uang dollar AS dengan mencantumkan gambar segitiga pyramid dan di tengahnya tercantum lukisan 'sebelah mata'. Logo mata uang AS ini serupa dengan lambang freemansonry yang simbolnya menggambarkan bintang David yang diapit dua pilar bertuliskan Iakin (kanan) dan Zahob (sebelah kiri). Di atas bintang David dan dua penyangga itulah segitiga bergambar 'sebelah mata' dikelilingi lingkaran. Simbol bergambar `sebelah mata' inilah yang bentuknya sama persis dengan logo mata uang AS. Kabarnya, gambar sebelah mata ini oleh ummat Islam diyakini sebagai simbol Dajjal. Cengkraman Yahudi terhadap AS itu sudah dirancang dengan matang 80 tahun lalu, tepatnya sejak ditemukan buku kecil berjudul, The Protocols of the learned elders of zion. "The Protocols" itu sebuah masterplan Zionisme Yahudi dalam mengendalikan dunia dengan cara-cara licik. Diantaranya, mengendalikan tatanan dunia baru melalui jalan ekonomi, politik, dan media massa. Untuk yang satu ini, kaum Yahudi --kalau perlu-- harus menyelewengkan ilmu pengetahuan. Dalam buku Dajjal—The AntiChrist (diterjemahkan ke bahasa dengan judul Sistem Dajjal), seorang Inggris, Ahmad Thomson, menulis bahwa mantan Presiden Amerika Henry Ford di tahun 1921 mengakui adanya rencana licik gerakan Yahudi, yang tertuang dalam The Protocols of the learned elders of zion. Henry menyebut kemiripan dari rencana jahat The Protocols tersebut dengan apa yang terjadi dunia saat ini. Antara lain; adanya Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), sebagai usaha menciptakan tatanan dunia baru. Penciptaan ekonomi yang impoten dengan penerapan sistem bunga dan pajak yang melilit masyarakat, teori kekacauan dan propaganda cabul melalui media massa, menerapkan teori politik dan sosial yang menyesatkan di tengah masyarakat goyim (non-Yahudi) baik melalui perorangan, organisasi atau serikat olah raga. "Buku itu cocok dengan keadaan
dunia saat ini," kata Henry seperti dikutip Thomson. Diantara kelicikan Zionis termasuk menyelewengkan ilmu pengetahuan sejarah dan peradaban. Salah satu teori utama dunia yang mengandung unsur penipuan dan penyesatan diantaranya lahirnya teori asal usul manusia yang dikenal dengan Teori Darwin. Teori ini menjelaskan bahwa asal usul manusia itu hewan kera, bukan Nabi Adam. Menurut Ahmad T. Thomson, tata cara pengendalian dunia cara Yahudi itu merupakan Dajjal seperti yang banyak diungkap al-Qur'an tentang tanda dan kehadirannya. "Tata cara pelaksanaan, proses produsen-konsumen dan tata cara sistem-sistem pendukung yang digunakan untuk mengendalikan dan memanipulasi masyarakat yang diperbudak sistem produsen-konsumen adalah bukti nyata bahwa pengambilalihan oleh Dajjal sebagai kekuatan ghaib sudah dan sedang berlaku. Kini sistem kafir, yaitu sistem Dajjal telah menjajah hampir semua negara di dunia, maka kedatangan si Dajjal sendiri tinggal masalah waktu saja". Awal Berkawan dengan Zionis Jejak hubungan Yahudi dan Amerika dimulai bersamaan dengan perjalanan Christopher Columbus menemukan benua Amerika. Pada 2 Agustus 1492, diperkirakan lebih dari 300 ribu orang Yahudi diusir oleh orang-orang Spanyol. Suatu hari, di bulan yang sama, Columbus mengarungi lautan Barat. Secara kebetulan, beberapa orang Yahudi ikut bergabung dalam rombongan tersebut. Melihat kelompok pengungsi itu, membuat hati Columbus berubah menjadi simpati. Saat itulah pergaulannya dengan orang-orang Yahudi menjadi dekat. Orang Yahudi yang kemudian menjadi teman akrab dalam ekspedisi Columbus itu antara lain; Luis de Torres (juru bahasa); Marco, (ahli bedah); Bernal (ahli fisika); Alonzo de la Calle, dan Gabriel Sanchez. Luis de Torres adalah orang pertama yang ikut mendarat dalam ekpedisi yang kemudian menemukan manfaat tembakau. Dia kemudian mendiami Kuba dan menjadi `god father' Yahudi dalam menguasai bisnis raksasa tembakau hingga hari ini. Kontak pertama antara AS dan Eropa dengan Zionis dimulai tahun 1921 ketika Chaim Weizmann mengunjungi AS. Terutama saat hubungan Inggris dan Zionis memburuk tahun 1939. Dampak paling penting dari hubungan keduanya adalah lahirnya `Biltmore Program' tahun 1942 yang membiarkan kaum Zionis merampas tanah sah negara Palestina tahun 1948. Hubungan keduanya menjadi sangat `spesial' saat AS di bawah kendali pemerintahan Ronald Reagan di awal tahun 80-an. Dilanjutkan dengan kerjasama dalam perjanjian perdagangan bebas 1985 yang isinya, Israel ikut berpartisipasi dalam Prakarsa Keamanan Strategis (Star War Project). Boleh dikatakan, sejak itu pula, bantuan AS terus mengalir menuju Israel. Sekitar tahun 1949-1965 bantuan AS mencapai sekitar 63 juta USD. Tahun berikutnya meningkat menjadi 102 juta USD (periode 1966-1970). Tahun berikutnya (1971-1975) meningkat menjadi 1 milyar USD. Tahun 1976-1984 meningkat lagi menjadi 2,5 milyar USD. Menurut Sunshine Press Service, yang pernah melacak aliran dana ke sarang Capitol Hill, dana bantuan untuk Israel ternyata sudah berlangsung sejak tahun tahun 1949. Umumnya, bantuan AS kepada Yahudi berupa hibah tanpa ada ikatan apa-apa. Ini jauh berbeda dengan bantuan AS ke Philipina atau ke Indonesia, yang selalu pakai embel-embel.
Walau tidak semua kaum Yahudi adalah penganut Zionis, namun bencana besar tengah mengancam peradaban kemanusiaan. Itu terjadi bila Zionisme —seperti yang bisa dirasakan hingga hari ini— terus berkonspirasi dengan AS. Bukanlah suatu yang mustahil bila suatu hari kelak, penganut Zionisme ini terus mengembangkan ambisinya seperti tertuang dalam Talmud yang berbunyi begini, "Tiap orang Yahudi wajib berusaha supaya kekuasaan di atas bumi menjadi miliknya, bukan menjadi milik orang lain". Yang lebih mengerikan, bila dua konspirator itu bergabung untuk menjalankan misi Protocol of Zion yang tertuang dalam pasal 11 yang isinya mengatakan begini, "Orang-orang Goyim (Non-Yahudi) ibarat segerombolan kambing, sedang kami seperti serigala-serigala". Apa jadinya bila serigala itu berkawan dengan raja hutan, lalu berdua memusuhi Islam.• Wassalam !

No comments: